BAB I
PENDAHULUAN
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan
lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah
komunikasi.Komunikasi terjadi dalam hampir setiap kegiatan manusia. Untuk lebih
tegas dapat dikatakan bahwa banyak kegiatan manusia yang hanya bisa terjadi
dengan bantuan komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu
orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis,
lisan maupun bahasa nonverbal.
Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting
kedudukannya . bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan
pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu
capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi ini, khususnya
komunikasi pendidikan.
Didalam pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah),
tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar
mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik komunikasi
yang berlangsung secara intra persona maupun secara antar persona.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi,
dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupun
dimasyarakat.
Akhirnya, semoga pembahasan kami berikut ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
BAB II
PEMBAHASAN
KOMUNIKASI
PENDIDIKAN
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya
hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka
terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk
sosial, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga
terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Istilah Komunikasi Pendidikan masih belum familiar
baik di kalangan peminat kajian komunikasi, civitas akademia maupun khalayak
umum di tanah air ini. Bidang ini tak sementereng komunikasi politik,
komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi organisasi, komunikasi
antarbudaya dan lain-lain.
Sesungguhnya komunikasi pendidikan memiliki posisi
penting baik dalam konteks kajian di ranah keilmuan komunikasi dan keilmuan
pendidikan maupun sebagai skill praktis yang dapat menunjang proses pendidikan
itu sendiri. Paling tidak ada dua pertimbangan dasar yang penting kita
perhatikan untuk menjawab mengapa komunikasi pendidikan menjadi keharusan.
Pertama, dunia pendidikan sangat
membutuhkan sebuah pemahaman yang holistik, komprehensif, mendasar dan
sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam implementasi kegiatan
belajar-mengajar. Tanpa ruh komunikasi yang baik, maka pendidikan akan
kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas out put yang diharapkan.
Dalam konteks ini, komunikasi pendidikan bisa kita sejajarkan pentingnya dengan
metodologi pengajaran, manajemen pendidikan dan lain-lain.
Kita bisa bayangkan hampir 80 persen aktivitas guru
maupun dosen di ruang kelas adalah kegiatan komunikasi baik verbal maupun non
verbal. Oleh karenanya, hasil buruk penerimaan materi oleh para siswa, belum
tentu karena guru atau dosennya bodoh, bisa jadi justru karena metode
komunikasi mereka yang sangat buruk di depan para siswa.
Kedua,
komunikasi pendidikan akan menunjukkan arah dari proses konstruksi sosial atas
realitas pendidikan. Sebagaimana dikatakan teoritisi sosiologi pengetahuan
Peter L Berger dan Thomas Luckman dalam social construction of reality, yang
mamahami bahwa realitas itu dikonstruksi oleh makna-makna yang dipertukarkan
dalam tindakan dan interaksi individu-individu.
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa realitas
itu dinamis dan intersubyektif. Mengkonstruksi makna tentu tak lepas dari
proses pelembagaan dan legitimasi untuk memapankan sesuatu sehingga terpola dan
menjadi kenyataan obyektif. Sekaligus juga terdapat internalisasi sebagai
dimensi subyektif dari proses konstruksi tersebut. Artinya, komunikasi
pendidikan bisa memberi kontribusi sangat penting dalam pemahaman dan praktik
interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Pendidikan tak akan bisa mewujudkan nilai kelompok terbagi (shared group
conciousness) tanpa dukungan komunikasi. Lantas,, apa sesungguhnya komunikasi
pendidikan itu??
A.
Pengertian
komunikasi pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
berkomunikasi, karena sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan untuk
saling berhubungan satu sama lainnya, dan ini dilakukan melalui komunikasi.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin
communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi
diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas
komunikasi tersebut.
Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan,
pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan(penerima) dari
komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak
langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan
bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di
inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di
kemukakan oleh Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate”
yang artinya ”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)
Sedangkan makna komunikasi pendidikan secara
sederhana adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Disini
komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk
tujuan-tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka komunikasi
pendidikan adalah suatu tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting
dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang
terlibat dalam dunia pendidikan.
B.
Fungsi
komunikasi pendidikan
Dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai
beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Efendi bahwa fungsi komunikasi
adalah :
1. Fungsi
Informatif
Maksudnya,komunikasi
berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi segala
aspek kehidupan manusia. Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin
disampaikan oleh guru kepada muridnya dapat diberikan dalam bentuk lisan
ataupun tertulis.
2. Fungsi
Edukatif
Maksudnya,komunikasi berfungsi mendidik masyarakat,
mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang
bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak
berkomunikasi.
3. Fungsi
Persuasif
Maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk”
orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh
komunikator. Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan, baik bersifat
motivasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan
perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri(bukan
dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri
4. Fungsi
Rekreatif
Dapat menghibur
orang pada saat yang memungkinkan. Seperti , Mendengarkan dongeng, membaca
bacaan ringan.
C.
Unsur
– Unsur komunikasi pendidikan
Oteng sutrisna
mengemukakn bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur – unsur
komunikasi yaitu :
1. Harus
ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan,
ide atau informasi untuk diberikan. Sumber adalah dasar yang digunakan dalam
penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
2. Harus
ada suatu maksud yang hendak dicapai yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata
–kata pembuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3. Suatu
berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide
yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang – orang kepada siapa
berita itu ditujukan.
4. Harus
ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5. Harus
ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon di pihak
penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untu mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan diinterpretasikan dengan benar atau tidak.
Komunikasi
yang efektif merupakan salah satu perbuatan yang paling sukar dan kompleks yang
pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat dalam proses komunikasi,
yaitu :
a. Pengirim
pesan (komunikator)
Manusia
yang berakal yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan pesan
komunikasinya. Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat terdiri dari satu
orang, banyak orang atau lebih dari satu orang dan massa.
Pesan
merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Dalam
pendidikan biasanya berupa materi pelajaran. Komunikator adalah orang yang
menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang mengandung ide,
informasi, opini, kepercayaan dan perasaan kepada orang lain (Effendy,
1986:66). Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam
bentuk pesan untuk membuat komunikan mnjadi tahu atau berubah sikap, pendapat,
atau perilakunya
Kepercayaan
kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya.
Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh
komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan. Pada umumnya komunikator
dianggap sebagai ahli, apakah keahliannya itu bersifat umum seperti yang timbul
dari pendidikan yang lebih baik atau status sosial atau jabatan profesi yang
lebih tinggi.
b. Penerima
pesan (komunikan)
Komunikan
adalah pihak yang menerima hubungan dari komunikator.
c. Pesan
Pesan
adalah segala sesuatu, verbal atau nonverbal yang disampaikan komunikator pada
komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikasi nonverbal disini
adalah komunikasi yang lazim dengan mengunakan suara, mimic, dan gerak –gerik.
Sedangkan verbal adalah pesan yang menggunakan bahasa lisan dan tulisan. .
Pesan ini mempunyai inti dari pesan yang sebenarnya menjadi pengarah didalam
usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku konsumen.
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol
atau lambang yang sudah dipahami oleh komunikan maupun komunikator itu sendiri,
sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal
bahasa yang dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau
keuntungan pihak komunikan”. Karena itu komunikator harus mampu melihat
kebutuhan sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.
Bila digambarkan maka model unsur komunikasi
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :
Komunikator Pesan Komunikan.
Adapun dalam unsur-unsur pendidikan itu pun
melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a. Subjek
yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan
sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator
(pendidik).
b. Orang
yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai
komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi
pelajaran.
c. Interaksi
antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator).
d. Ke
arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga
sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
e. Pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
f. Cara
yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi
berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta
didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan
efektif.
g. Tempat
di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).
D.
Ruang Lingkup Komunikasi
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi menggambarkan
bagimana seorang menyampaikan suatu lewat bahasa atau simbol–simbol tertentu
kepada orang lain. Bagaimana seorang politikus berkampanye di depan massa
sehingga mampu menarik pendukung. Bagaimana seorang bintang film, pengarang ,
ilmuwan merebut penggemar karena kemampuannya menggunakan media komunikasi
seperti surat kabar, radio, televise, dan film. Jelasnya, semua contoh-contoh
seperti di atas adalah peristiwa komunikasi antar manusia. Di mana manusia
sebagai pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka maupun melalui
media. Karena itu disebut komunikasi insane ( human communication ) atau lebih
popular dengan nama komunikasi antar manusia.
Seorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau
mendengar siaran radio dalam kamar akan menimbulkan pertanyaan, apakah
peristiwa seperti ini dapat digololongkan sebagai komunikasi antar manusia.
Jawabnya tentu saja “ya“, sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang di buat
oleh manusia dan ditujukan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa
ditemani oleh orang lain.
E.
Komunikasi Dalam Pendidikan
Berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa melepaskan diri dari
kualitas pendidikan. Ketika berbicara masalah kualitas pendidikan maka inilah
masalah terbesar dalam dunia pendidikan kita. Seperti yang kita ketahui
bersama, metode pendidikan mengalami beberapa perubahan. Bahkan ada anggapan
bahwa jika Menteri Pendidikan berganti maka metode pendidikannya juga berubah.
Pada dasarnya dunia pendidikan adalah dunia yang terbuka dalam arti
membutuhkan bantuan dari berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu
komunikasi. Dengan demikian diharapkan kontribusi disiplin ilmu lain dapat
meningkatkan kualitas pendidikan. Karena masalah kualitas merupakan masalah
krusial yang ada dalam dunia pendidikan di negeri kita, maka bantuan disiplin
ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan
kita.
Pendidikan pada hakikatnya memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi-potensi individu secara optimal. Pengembangan potensi-potensi itu pada
umumnya bersifat normative dalam arti mengacu pada norma-norma kedewasaan
sehingga dalam pendidikan dikenal dengan apa yang dianggap baik dan buruk, apa
yang diyakini benar dan salah, apa yang dipandang sebagai membangun dan
merusak. Pengembangan potensi itu merujuk pada potensi alamiah yang unggul
termasuk di sini adalah kecerdasan intelegensia, bakat, kreativitas dan
kecenderungan alamiah untuk mengembangkan diri sebagai individu serta tumbuh
bersama manusia lainnya.
F. Prinsip-prinsip Komunikasi
Pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi
walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada
dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup
menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hamper
seluruh kegiatan manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan
komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan,
1984:74), dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan
oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi,
mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau member kuliyah tanpa berbicara. Semuanya
membutuhkan komunikasi.
Disamping itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat,
mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri.
Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak
berkomunikasi.
Terdapat 12
prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi
dan hakekat komunikasi yaitu :
1.
Komunikasi adalah suatu proses
simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis,
sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2.
Setiap perilaku mempunyai potensi
komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut
tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka
orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi
wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus.
3.
Komunikasi punya dimensi isi
dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana
dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada
diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua
orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi
isi yang berbeda.
4.
Komunikasi itu berlangsung dalam
berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang
bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan
komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja
yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi
yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap
tujuannya tercapai)
5.
Komunikasi terjadi dalam
konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan
baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses
komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi
itu berlangsung.
6.
Komunikasi melibatkan prediksi
peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan
komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka
kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi
seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.
7.
Komunikasi itu bersifat
sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang
dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan.
Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal
tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia
bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8.
Semakin mirip latar belakang
sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku
yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai
makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9.
Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak
berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa
pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10.
Komunikasi bersifat prosesual,
dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah
proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling
memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11.
komunikasi bersifat
irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak
dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang
dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah
berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu
saja pada diri orang lain tersebut.
12.
Komunikasi bukan panasea untuk
menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Prinsip¬ Komunikasi Efektif dalam
Meningkatkan Minat Belajar Anak
1.
Guru memberikan kebebasan anak
untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat karya unik
2.
Guru menerima berbagai jawaban
anak terhadap pertanyaan tertentu, anak belajar berpikir luas
3.
Guru menerangkan materi dengan
sudut pandang yang unik, anak terpacu rasa ingin tahu
4.
Guru memberikan penjelasan awal
secara jelas sebelum anak memulai pekerjaannya, anak mendapat pengetahuan awal
secara efektif.
5.
Guru menggunakan alat peraga,
anak mempunyai modal pengetahuan awal yang lebih terbayang
6.
Guru menerangkan dengan
eksperimen, anak terpacu rasa ingin tahunya dan belajar mengamati terjadinya
suatu fenomena
7.
Guru memberikan ulasan dan
kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan anak, anak memahami maksud pekerjaan
dan berpikir secara utuh
8.
Guru mengaitkan isi cerita
dengan fenomena yang pernah dilihat anak, anak belajar berpikir mengaitkan satu
hal dengan hal lain.
9.
Guru memberikan kesempatan anak
untuk bercerita, anak belajar mengungkapkan gagasan secara lebih terstruktur
10. Guru membimbing anak tampil didepan forum, anak belajar berani
berkreasi didepan orang banyak
11. Guru melakukan pendampingan secara pribadi kepada anak, anak
memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi
12. Guru melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk
berpendapat dan terpuaskan rasa ingin tahunya
13. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba lagi, anak
belajar menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai inovasi baru
14. Guru menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis
untuk berkreasi
15. Guru melibatkan anak secara efektif dalam belajar, anak merasa ikut
memiliki dan tumbuh minat belajarnya
16. Guru melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat
dalam berkreasi
17. Guru menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenagi materi dan
memiliki kepuasan pribadi dalam berkreasi
18. Guru menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih
bermotivasi.
Seperti fungsi dan definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi
juga diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi. Mereka ada
kalanya menggunakan istilah-istilah lain untuk merujuk pada prinsip-prinsip
komunikasi ini. Misalnya, William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyebutkan
asumsi-asumsi komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut pada dasarnya
merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.
PRISIP 1
Komunikasi Adalah Proses Simbolik
Komunikasi Adalah Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K.
Lenger, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambing. Manusia memang
satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia
dengan makhluk yang lainnya. Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia
atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu
yang lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
PRINSIP
2
Setiap Perilaku Mempunyai
Potensi Komunikasi
Kita tidak dapat berkomunikasi (We cannot
not communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi.
Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang
lain atau perilakunya sendiri.
Cobalah Anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau kita tersemyum, ia ditefsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri selalipun, kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyadari, seberapa kita berkomunikasi banyak pesan.
Cobalah Anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau kita tersemyum, ia ditefsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri selalipun, kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyadari, seberapa kita berkomunikasi banyak pesan.
PRINSIP 3
Komunikasi Punya Isi dan Dimensi Hubungan
Komunikasi Punya Isi dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan
disandi secara non verbal. Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi, yaitu
apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara
mengatakannya yang juga mengisaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dalam komunikasi
massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangaka dimensi hubungan merujuk
kepada insur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan tersebut.
PRINSIP 4
Komunikasi Berlangsung
dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat
kesenjangan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi
yang benar-benar direncanakan dan disadari. Kesenjangan bukanlah syarat untuk
terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan
pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita
tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan
perilaku kita. Membatasi komunikasi sebagai proses yang disengaja adalah
menganggap komunikasi sebagai instrumen.
PRINSIP 5
Komunikasi Terjadi dalam
Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan juga tergantung pada konteks fisik dan ruang sosial, dan psikologis.
Makna pesan juga tergantung pada konteks fisik dan ruang sosial, dan psikologis.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu
pesan. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi
orang-orang yang berkomunikasi. Suasana psikologis peserta komunikasi tidak
pelak mempengaruhi juga suasana komunikasi.
PRINSIP 6
Komunikasi Melibatkan
Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka
meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga
terikat oleh aturan tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu
berdasrkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Prediksi ini
tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat.
PRINSIP 7
Komunikasi Bersifat
Sistemik
Setiap individu adalah suatu sistem yang
hidup. Organ-organ dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata
dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan unsure diri kita yang bersifat jasmani
juga berhubungan dengan unsure kita yang bersifat rohani. Setidaknya dua sistem
dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu.
PRINSIP 8
Semakin Mirip Latar
Belakang Sosial- budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Dalam kenyataannya, tidak
pernah ada dua manusia yang sama persis, meskipun mereka kembar yang dilahirkan
dan diasuh dalam sau keluarga yang sama, namun kesamaan dalam hal-hal tertentu,
misalnya, agama, ras, suku, bahasa.
PRINSIP 9
Komunikasi Bersifat Prosesual,
Dinamis, dan Transaksional
Seperti juga waktu dan eksistensi,
komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang
sinambung. Bahkan kejadian yang sangat sederhana pun melibatkan rangkaian
kejadian yang rumit bila diperdengar memenuhi permintaan tersebut. implimintasi
dalam proses komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah
bahwa peserta komunikasi berubah pengetahuan hingga berubah pandangan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi, dengan arti lain
komunikasi ada dimana-mana Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu
dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu juga
adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa
komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya
sehingga manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain sebagainya.
Didalam dunia pendidikan komunikasi mempunyai peran sangat penting,
pendidikan dapat berlangsung efektif dengan dengan adanya komunikasi, bahkan
ada yang berpendapat bahwa pendidikan tidak dapat berlangsung tanpa adanya
komunikasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi,
dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupu
dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mullyana,
Dedy, Prof, M.A., Ph.D. Komunikasi Kontekstual.Rosda,Bandung, 2011
2. M.
Yusuf, Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional.PT. Remaja
Rosda Karya, Bandung, 1990
3. Prisip
Komunikasi dari buku Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan.oleh:
Prof.Dr.HUSAINI USMAN,M.Pd.,M.T ; halaman : 396; edisi kedua.
4. 22
Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Dri buku 22
Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak.oleh: Ike
Junita S.Sos., M.Si : halaman : 35-116.
5. Supratinya,
A Dr. komunikasi Antar Pribadi. Kanisius, Yogyakarta, 1995